Dua Kata Untukmu



Bersama diam yang mematri
Ketakutan harus ku hadapi
Kini saatnya ku lakukan perjalanan ini
Bersama malaikat yang ku takuti
Mematung bersama kain putih
Dari sini ku pandangi
Air mata kamu yang meratapi
Sungguh tak akan ada gunanya lagi
Hanya senyum terakhir yang bisa ku beri
Penghormatan atas sakit tak terobati
Pengkhianatan cinta sejati
Terima kasih ku ucapkan padamu
Kekasih sejati yang tak akan menyatu
Melalui senyum ini ku kabarkan
Betapa bahagia penghidupan masa depan
Bukti kata terakhir yang ku tinggalkan

                “Hentikan,Rey. Aku sudah muak dengan tiga katamu itu,”Bentakan pertama ku kepadamu setelah kurang lebih empat tahun kita bersama. Ku benamkan kepalaku disela lutut yang menekuk. Kau masih diam tanpa sedikit pun bantahan sebagai tanda pembelaan. Ini yang selalu membuatku bosan dengan hubungan tanpa perlawanan.Rey mungkin terlalu sabar sehingga setiap kemarahanu hanya ditelan mentah-mentah.
                “ Dengar ini dua kata untukmu,Kim. Aku cinta kamu,” katamu lirih sembari mengangkat kepalaku keatas.”Lihat mataku apakah ada kebohongan ?” pertanyaan yang ribuan kali kau ulangi. Ku kira akan ada lebih banyak pertanyaan kreatif yang muncul dari pikiranmu. Apa Cuma itu stok terakhir yang tersisa? Sini biar ku belikan kamus rayuan gombal supaya ada tambahan diksi untuk menghibur hati yang gundah ini.
                “Terus saja katakan itu dua kata. Anak umur lima tahun juga tahu kalau itu tiga kata,Rey,” Ku palingkan kembali wajahku yang menahan muntah melihat air mata dimatamu. Selalu saja menangis apa itu saja yang kau bisa. Jelas-jelas kau itu makhluk terkuat yang diciptakan.
                “Aku cinta kamu tetep dua kata,Kim. Karena aku dan kamu adalah satu kata. Beri aku kesempatan kedua. Demi Tuhan aku pasti akan membahagiakan kamu,” air matanya tumpah menggenangi lekuk pipi yang sedikit tembam.  Walaupun aku masih saja sibuk membenarkan rambut. Tak bisa ku pungkiri air matamu itu yang selalu membuatku luluh. Bukan karena kasihan melainkan ku baca sebuah ketulusan dari sana. Tapi aku ingin ada sedikit perubahan pada dirimu. Membantumu untuk menjadi lelaki seutuhnya,bukan karena kau transgender melainkan pemahaman yang harus disamakan.
                Menurutku, laki-laki itu mengayomi bahkan cenderung menahan. Masalah secuil apapun itu akan berusaha mereka pecahkan sendiri. Tapi kau berbeda, selalu mengekspresikan perasaan secara berlebihan sejak beberapa bulan terakhir ini. entahlah apa yang  sebenarnya terjadi setelah kau pulang dari Australia itu,kau sangat berubah. Menjadi lebih lemah dan memuakan.
                Aku berdiri meninggalkan Rey tanpa sedikit pun keputusan yang tegas. Lima belas menit dari lumbung jerami itu aku menitihkan air mata,menyesali apa yang barusan terjadi. Kusadari bahwa cinta ini terlalu besar untuk di tutupi dengan ambisi. Dengan nafas terengah aku berlari sembari membawa sebuah pena hadiah untuk sweet seventen tiga tahun lalu. Pulpen itu yang selalu mengingatkanku tentang indahnya cinta yang pernah terjalin dahulu. Perubahan ini pasti ada alasannya,harusnya aku bertanya bukan malah meninggalkan Rey begitu saja.
                Disana hanya tinggal hamparan kuning jerami kering berhiaskan jingganya langit petang. “Rey....Rey...Rey... kamu dimana.Aku cinta kamu,Rey.Benar itu hanya dua kata karena aku dan kamu adalah satu,” teriakku sambil menangis terisak. Sungguh dari lubuk hati,aku tak ingin berpisah dengan mu . Ku coba menghubungi handphonemu,namun hanya ada suara operator disana. Ada ketakutan yang begitu besar meski aku tak tahu apa itu. Aku masih menangis disana meratapi semua yang ku lakukan tadi. Tangisku sejenak berhenti,seolah ada yang menenangkan. ku toleh kanan dan kiri tapi tak kutemukan siapa pun.
                Firasatku mulai mengatakan sesuatu terjadi dengan Rey. Aku ingin melangkah menuju rumahmu namun tak bisa. Aku tak ubahnya  patung yang dipaku di sebuah bangku,begitu sulit untuk berpindah,”Rey...dimana kamu. Apa sesuatu terjadi padamu ?Jawab aku Rey,” teriakan itu seolah membuka kunci tubuhku. Aku segera berlari sekencang mungkin mencari transportasi tercepat untuk sampai kerumahmu sebelum akhirnya ku temui semua honda jazz terpampang di ujung ladang. Sosok wanita yang ku kenal mengenakan pakaian serba hitam berdiri tepat menghadap ke utara. Aku semakin tunggang langgang tak sabar meminta Kisha menuju rumah Rey.
                “Sha,untung lo ada disini anterin gue kerumah Rey sekarang,” perintahku kepada Kisha yang masih saja terdiam,”Sha...lo denger gue kan sha,” tanganku melambai kearahnya memastikan bahwa dia mendengar perkataanku. Perlahan dia memutar wajahnya dan meihat kearahku sinis.
                “Buat apa kim lo minta gue nganterin lo kerumah Rey. Dia udah pergi untuk selamanya. Dia titip ini buat lo. Apa sih yang barusan lo lakuin sama dia kim?” pertanyaan wanita itu membuat jantungku perlahan berhenti berdetak. Semua terasa begitu sesak,sungguh aku tak percaya semua ini.” Kenapa secepat itu Rey kamu pergi. Bodohnya aku tak menemani di detik-detik terakhirmu. Gue nggak ngelakuin apa-apa Sha kecuali pertengkaran kecil seperti biasanya,” tangisanku pecah kembali bahkan dengan intensitas yang lebih tinggi. “ Pertengkaran kecil kata lo. Apa lo nggak tahu kalau selama ini Rey itu kena kanker darah. Dia ke Australi buat berobat,kim. Tapi udahlah lo nggak udah nangis lagi coba deh baca itu semoga bisa ngebuat perasaan lo lebih baik,”
                Perlahan ku buka sebuah amplop berwarna hijau –warna favoritku-disana ada sebuah puisi
Kata Terakhir by Rey
Bersama diam yang mematri
Ketakutan harus ku hadapi
Kini saatnya ku lakukan perjalanan ini
Bersama malaikat yang ku takuti
Mematung bersama kain putih
Dari sini ku pandangi
Air mata kamu yang meratapi
Sungguh tak akan ada gunanya lagi
Hanya senyum terakhir yang bisa ku beri
Penghormatan atas sakit tak terobati
Pengkhianatan cinta sejati
Terima kasih ku ucapkan padamu
Kekasih sejati yang tak akan menyatu
Melalui senyum ini ku kabarkan
Betapa bahagia penghidupan masa depan
Bukti kata terakhir yang ku tinggalkan

Ternyata ini bukti dari dua kata itu Rey.Mungkin aku tidak pernah mengerti maksud dari perkataanmu tadi tapi aku akan berjanji untuk tersenyum supaya disana kau tak bersedih. Sekarang aku percaya Rey kalau kamu adalah pria sejati juga penyimpan rahasia yang baik. Dua kata untukmu “Aku Cinta Kamu”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

surat untuk akhi

Mau Jadi Guru Profesional, Yuuuk simak keseruan Program Pendidikan Guru jaman now !

cepen perdana karya ku :)