Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2013

Forty Eight

Gambar
2 Februari 2013 Ruang Tamu Rumahku             Mimpi,harapan dan pencapaian melebur bersama.             Sepasang mata yang beradu, itu mataku dan matamu, mencari sela untuk menemukan penyelesaian dari semua ini. Diruang ini kita menyatukan semuanya. Aku tak berhenti mondar-mandir untuk menyembunyikan kekesalan ini dan kau hanya menatap kaku kearah ubin yang membisu.             “ Kenapa mesti hari ini,Rey ?” kataku memecah kesunyian. Laki-laki itu masih saja menunduk.             ”Karena ini saatnya,Kim. Mengerti keadaanku sekali ini saja,” Mata tajamnya semakin memerah.             Aku berdiri tepat di hadapannya setelah menyingkirkan meja dengan susu panas dan pisang goreng kesukaannya ,”Kita mulai saja semua dari awal lagi.Ku mohon jangan selesaikan semuanya sekarang,” kataku lirih memohon kepadanya.             Helaan nafas panjangnya semakin menyakinkanku bahwa semua ini telah mencapai titik akhir. Laki-laki berkemeja hitam itu menggelengkan kepala,” Ti

Dua Kata Untukmu

Gambar
Bersama diam yang mematri Ketakutan harus ku hadapi Kini saatnya ku lakukan perjalanan ini Bersama malaikat yang ku takuti Mematung bersama kain putih Dari sini ku pandangi Air mata kamu yang meratapi Sungguh tak akan ada gunanya lagi Hanya senyum terakhir yang bisa ku beri Penghormatan atas sakit tak terobati Pengkhianatan cinta sejati Terima kasih ku ucapkan padamu Kekasih sejati yang tak akan menyatu Melalui senyum ini ku kabarkan Betapa bahagia penghidupan masa depan Bukti kata terakhir yang ku tinggalkan                 “Hentikan,Rey. Aku sudah muak dengan tiga katamu itu,”Bentakan pertama ku kepadamu setelah kurang lebih empat tahun kita bersama. Ku benamkan kepalaku disela lutut yang menekuk. Kau masih diam tanpa sedikit pun bantahan sebagai tanda pembelaan. Ini yang selalu membuatku bosan dengan hubungan tanpa perlawanan.Rey mungkin terlalu sabar sehingga setiap kemarahanu hanya ditelan mentah-mentah.                 “ Dengar ini dua