Ketika Cinta Lebih Indah dari Harapan


            “Eh?”
            Pensil yang tengah kupegang terlepas. Aku menatap pemuda yang duduk di sampingku dengan raut ketakutan. Perlahan, ku letakkan pensil tepat di dekat buku sketsa.
            “Tadi…,” Aku tampak ragu melanjutkan kalimatnya,”Kamu bilang apa?”
            Pemuda dihadapanku tampak mengerutkan dahi,”Jadi kamu tak mendengarkanku?”
            Tak ada satu kata pun yang keluar dari bibir Nessa. Hanya anggukan tanpa makna. Mataku kembali menatap kosong ke arah sketsa yang sendari tadi kubuat. Goresan di kertas itu benar-benar mengalihkan semua pikiranku. Jelas ini bukan aku. Nessa, gadis yang selalu ceria.
            “Apa yang sedang kamu pikirkan,Ness? Sampai cerita Beni yang kepeleset di tengah lapangan pun gak bisa buat kamu tersenyum. Pasti ada yang kamu sembunyikan. Ngaku aja deh!
            Lagi-lagi tak ada jawaban berarti, selain gelengan kepala. Sontak saja, ini membuat Rafa semakin bingung. Segera saja dia meninggalkanku sendirian. Entah, mungkin itu hal terbenar yang pernah dilakukan Rafa untukku. Ini yang aku butuhkan. Sendiri. Sendiri saja untuk tenggelam dalam kerinduanku padanya. Pria yang sampai saat ini kucintai. Geo.
***
            “Sebenarnya aku ingin sekali bertemu denganmu. Sekadar melihat wajahmu dan menyampaikan sesuatu. Tak banyak kok, hanya satu kalimat saja!” Air mataku tak bisa tertahan lagi.
            Kuhapus air mataku dengan sapu tangan biru pemberian Geo.”Aaah... lagi-lagi kamu! Ini semua sungguh menyiksaku. Astaga! Kapan sih kamu bisa pergi dari pikiranku,Geo?”
            Aaaargggg!!!
            Sekarang giliran rambut panjangku yang menjadi sasaran. Kurang dari lima menit yang lalu aku menangis. Lima menit kemudian aku kesal. Lalu mungkin lima menit kemudian aku bisa senyum-senyum sendiri. Lama-lama aku bisa gila dibuatnya. Masa lalu yang sungguh menyiksaku.
            ”Aaaaaahhh.... Satu kalimat ini saja! Aku sudah berubah. Jauh lebih kuat dibanding dahulu!” teriakanku membuat semua mata tertuju padaku. Tapi aku tak mau ambil pusing. Masalah ini saja sudah membuatku cukup pusing.
            ”Namun sayangnya kamu gak bisa melihat perubahanku. Tuhan, kumohon pertemukan kami sebelum operasi minggu depan.”
***
            Gubraak!!!
            ”Astaga! Rafa! Makanya punya empat mata itu digunain secara efektif dan efesien dong. Tempat sampah sebesar itu main ditabrak aja!” kataku sembari membantu Rafa berdiri.
            ”Alaah... bahasa lu ketinggian buk guru! Aku tadi niatnya mau ngejutin kamu dengan es krim teh hijau kesukaan kamu. Eeeh... karena terlalu bersemangat gue jadi nabrak ni tong sampah. Hahahaha.”
            ”Ya ampun, segitunya yah. Lain kali nggak boleh gitu lagi ya. Liat deh, kakinya jadi memar sekarang. Gimana sakit nggak ?
            ”Aduh perhatian banget deh. Coba dari dulu begini, pasti udah lama kita jadi best couple of this year. Hahahaha.”
            Rafa menatapku. Tajam. Sorot matanya seolah memasuki setiap celah begitu cepat. Terasa asing. Tapi jujur aku menyukai saat-saat ini. Saat sahabatku ada disampingku. Tak akan lebih dari itu.
            ”Udah deh jangan terlalu dipikirin perkataanku barusan. Yang terpenting, kamu harus bisa tersenyum sampai operasi minggu depan dan hari-hari selanjutnya. Jangan melamun seperti tadi lagi,Ness. Aku nggak mau liat kamu  kayak gitu lagi. Ntar ayam tetangga pada mati loh. Hahahaha”
            Kali ini Rafa berhasil membuatku tertawa. Melupakan sejenak kerinduan terbesarku. Dia memang teman terbaikku. Walaupun terkadang dia sedikit mengguruiku. Tapi lagi-lagi aku suka itu.
            “Pulang yuk.”  Rafa mengambil handphonenya yang sendari tadi ada di dekatku. Kami pulang tanpa membawa apapun. Tak ada  oleh-oleh indah untuk buku dairy. Dan secercah harapan menanti minggu depan.
***
Aku tahu aku bukanlah dia karena jelas kami berbeda.
Kenapa selalu Geo yang ada dipikiranmu? Tak adakah sedikit pun celah untukku. Ada. Aku yakin celah itu pasti ada. Walaupun aku selalu yakin akan hal itu, namun aku tak akan pernah memaksamu. Memaksamu untuk menjadi milikku. Ada satu hal yang selalu menganjal pikiranku. Kali ini bukan Geo. Tapi soal celah yang barusan kubicarakan. Tentu celah itu tak akan bisa terbuka jika kita tidak berusaha membukanya. Setidaknya memberitahukan terlebih dahulu bahwa ada sesuatu yang ingin mengisi celah itu. Ya... akan kukatakan semua perasaanku padanya. Sekarang atau tak akan pernah.
Cek...Cek...Cek!!!
Nessa Apriyanti di kamar tiga paviliun cempaka. Lagu ini untukmu.
Dark beetween a light of the side,they coming with their spears in their hand
And she's only waiting for the god to take her alone now
I ever think they are not fair,the sounds lately burst into my ears
And I become an angel to her, sky will see a moment

Have I take the words for her mind as a power of mine
And I become stronger and save her life
I ready to be your angel with ordinary wings
I could be your saviour then promised
angel with ordinary (wings) will burning you out
and make you happy, I believe, I reach
            Suara Rafa mengalir bening, lembut dan memukau. Nessa terpukau. Semua orang di rumah sakit ini pasti punya penilaian yang sama tentang suara Rafa.
            “Ma, anterin Nessa keruang informasi,” pintaku pada Mama. Masih di atas kursi roda lengkap dengan seragam hijau khas orang yang akan dberbaring di meja operasi, aku menemui Rafa. Hari ini hidup dan matiku. Kanker otak ini harus dimusnahkan atau dibiarkan mengalahkan tubuhku. Disaat tergenting ini, satu lagi keinginanku yang belum terpenuhi. Tapi Rafa lagi-lagi membuatku melupakan semua itu.
            Kulihat seorang pemuda berkaos abu-abu lengkap dengan kacamata dan topi hitamnya sedang memetik gitar memainkan lagu kesukaanku. Ada yang berbeda. Kali ini dia sungguh menyanyi dengan sepenuh hati.
            Prook...Prook...Prook...
            ”Makasih,Ness. Tapi ada yang ingin bertemu dengan kamu.”
            ”Siapa?”
            Laki-laki yang menyiksa perasaanku. Untuk apa dia hadir disini. Ingin melihatku meninggal dunia lebih cepatkah ? Tanpa dosa dia tersenyum padaku. Itu senyum ejekan menurutku. Aaaahh.... dulu aku merindukannya tapi kenapa saat ini aku jadi sangat membencinya.
            “Katakanlah yang ingin kamu katakan ke Geo! Aku merekam semua yang kamu katakan di taman waktu itu. Aku nggak ingin kamu bersedih lagi.”
            ”Tapi... Ge... Ge... Geo AKU SUDAH BERUBAH! AKU UDAH NGGAK CENGENG LAGI. JADI HARI INI AKU AKAN OPERASI DAN BUKTIIN SAMA KAMU KALAU AKU NGGAK SELEMAH YANG KAMU PIKIR!
            Mama mengelus perlahan rambutku. Dia sangat tahu kalau aku sangat emosi sekarang. Geo diam sejenak. Sembari berpikir apa yang sebaiknya dia katakan. Nessa memang telah berubah. Dan ini perubahan yang semakin buruk.
            ”Kamu memang sudah berubah. Tapi aku gak akan mungkin kembali ke kamu. Rafa udah bilang semuanya ke aku. Dia nggak mau aku ngebuat kamu sedih lagi. Karena itu akan memperparah penyakit kamu. Satu hal yang harus kamu tahu. Kamu hebat dan kamu pantas dengan orang  yang hebat juga. Dan itu Rafa bukan aku. Dia yang selalu ada buat kamu, bukan aku.” Geo pergi berlalu. Dia tak punya cukup tenaga untuk melihat Nessa kembali menangis karenanya.
            ”Maafin aku udah bikin kamu nangis kayak gini. Tapi aku Cuma ingin semua yang kamu inginkan tercapai. Aku nggak mau kamu sedih. Ayo bangkit lagi Ness! Nessa yang dari dulu aku sayangi. Sayang yang lebih dari sahabat. Aku yakin kamu pasti bisa ngelewatin semua ini. Aku akan ada disamping kamu selama operasi nanti. Aku akan nemenin kamu. Tenang aja aku nggak bakal ninggalin kamu sendirian. Tapi tolong jadiin aku seseorang yang lebih dari sahabat kamu. Supaya aku bisa jagain kamu. Sekarang dan untuk seterusnya.”
            Aku tak bisa berkata-kata. Kali ini bukan karena kesedihanku, tapi karena kebahagiaanku. Kebahagiaan memiliki seseorang yang sunguh-sungguh menyayangiku. Bodohnya aku merindukan orang yang  tak pernah merindukanku.
            ”Yaaa....Janji tak akan membuatku bersedih yah.” Kelingking kami beradu. Ku anggap ini janji kelingking selamanya. Bagaimanapun hasil operasinya nanti.[ ]
TERKADANG CINTA LEBIH INDAH DARI APA YANG KITA HARAPKAN. ITULAH CINTA SEJATI YANG SESUNGGUHNYA!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

surat untuk akhi

Mau Jadi Guru Profesional, Yuuuk simak keseruan Program Pendidikan Guru jaman now !

cepen perdana karya ku :)