Forty Eight
2 Februari 2013 Ruang Tamu Rumahku Mimpi,harapan dan pencapaian melebur bersama. Sepasang mata yang beradu, itu mataku dan matamu, mencari sela untuk menemukan penyelesaian dari semua ini. Diruang ini kita menyatukan semuanya. Aku tak berhenti mondar-mandir untuk menyembunyikan kekesalan ini dan kau hanya menatap kaku kearah ubin yang membisu. “ Kenapa mesti hari ini,Rey ?” kataku memecah kesunyian. Laki-laki itu masih saja menunduk. ”Karena ini saatnya,Kim. Mengerti keadaanku sekali ini saja,” Mata tajamnya semakin memerah. Aku berdiri tepat di hadapannya setelah menyingkirkan meja dengan susu panas dan pisang goreng kesukaannya ,”Kita mulai saja semua dari awal lagi.Ku mohon jangan selesaikan semuanya sekarang,” kataku lirih memohon kepadanya. Helaan nafas panjangnya semakin menyakinkanku bahwa semua ini telah mencapai titik akhir. Laki-laki berkemeja hitam itu menggelengkan kepala,” Ti